Selasa, 08 Januari 2008

peranan guru

PERANAN GURU

1. Pengertian Guru
Kata guru dalam bahasa Arab disebut Mu’allim dan dalam bahasa Inggris guru disebut dengan teacher yang memiliki arti A person whose occupation is teaching others, yaitu seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain (Muhibbin Syah, 2003; 222).
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, surau, mushala, rumah, dan sebagainya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 31). Maka guru di jaman sekarang sudah mendapat arti yang luas lagi dalam masyarakat. Semua orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepda seseorang atau sekelompok orang dapat disebut guru, misalnya: guru silat, guru senam, guru mengaji, guru menjahit, dan sebagainya (Ngalim Purwanto, 1988: 138). Namun dalam pembahasan berikutnya, guru yang dimaksud adalah seseorang yang mengajar di sebuah lembaga pendidikan, terutama di sekolah.
Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan (berarti penting) posisi guru dalam dunia pendidikan.
Guru dikatakan sebagai pendidik. Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab XI Pasal 39 Ayat 2). Guru sebagai seorang tenaga kependidikan yang professional berbeda pekerjaannya dengan yang lain, karena ia merupakan suatu profesi, maka dibutuhkan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan tugas dan fungsinya (Tabrani Rusyan, 1990: 5).
Dengan demikian guru adalah seseorang yang professional dan memiliki ilmu pengetahuan, serta mengajarkan ilmunya kepada orang lain, sehingga orang tersebut mempunyai peningkatan dalam kualitas sumber daya manusianya.
2. Fungsi Guru
Dalam paparan yang diungkapkan oleh Muhibbin Syah (2000: 250-252), pada dasarnya fungsi atau peranan penting guru dalam proses belajar mengajar ialah sebagai director of learning (direktur belajar). Artinya, setiap guru diharapkann untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar (kinerja akademik) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan proses belajar mengajar. Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa peranan guru dalam dunia pendidikan modern seperti sekarang ini semakin meningkat dari sekedar pengajar menjadi direktur belajar. Konsekuensinya, tugas dan tanggung jawab guru pun menjadi lebih kompleks dan berat pula.
Perluasan tugas dan tanggung jawab guru tersebut membawa konsekuensi timbulnya fungsi-fungsi khusus yang menjadi bagian integral (menyatu) dalam kompetensi profesionalisme keguruan yang disandang oleh para guru. Menurut Gagne, setiap guru berfungsi sebagai:
a. Designer of instruction (perancang pengajaran)
b. Manager of instruction (pengelola pengajaran)
c. Evaluator of student learning (penilai prestasi belajar siswa).
a. Guru sebagai Designer of Instruction
Fungsi guru sebagai designer of instruction (perancang pengajaran) menghendaki guru untuk senantiasa mampu dan siap merancang kegiatan belajar mengajar yang berhasilguna dan berdayaguna.
Untuk merealisasikan fungsi tersebut, setiap guru memerlukan pengetahuan yang memadai mengenai prinsip-prinsip belajar sebagai dasar dalam menyusun rancangan kegiatan belajar mengajar. Rancangan tersebut sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
Memilih dan menentukan bahan pembelajaran.
Merumuskan tujuan penyajian bahan pembelajaran.
Memilih metode penyajian bahan pembelajaran yang tepat.
Menyelenggarakan kegiatan evaluasi prestasi belajar.
b.Guru sebagai Manager of Instruction
Fungsi guru ini menghendaki kemampuan guru dalam mengelola (menyelenggarakan dan mengendalikan) seluruh tahapan proses belajar mengajar.
Di antara kegiatan-kegiatan pengelolaan proses belajar mengajar, yang terpenting ialah menciptrakan kondisi dan situasi sebaik-baiknya, sehingga memungkinkan para siswa belajar secara berdayaguna dan berhasilguna. Selain itu kondisi dan situasi tersebut perlu diciptakan sedemikian rupa agar proses komunikasi, baik dua arah maupun multiarah antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar dapat berjalan secara demokratis. Alhasil, baik guru sebagai pengajar maupun siswa sebagai pelajar dapat memainkan peranan masing-masing secara integral dalam konteks komunikasi instruksional yang kondusif (yang membuahkan hasil).
c. Guru sebagai Evaluator of Student Learning
Fungsi ini menghendaki guru untuk senantiasa mengikuti perkembangan taraf kemajuan prestasi belajar atau kinerja akademik siswa dalam setiap kurun waktu pembelajaran.
Pada dasarnya kegiatan evaluasi prestasi belajar itu seperti kegiatan belajar itu sendiri, yakni kegiatan akademik yang memerlukan kesinambungan. Evaluasi, idealnya berlangsung sepanjang waktu dan fase kegiatan belajar selanjutnya. Artinya, apabila hasil evaluasi tertentu menunjukkan kekurangan, maka siswa yang bersangkutan diharapkan merasa terdorong untuk melakukan kegiatan pembelajaran perbaikan (relearning). Sebaliknya, bila evaluasi tertentu menunjukkan hasil yang memuaskan, maka siswa yang bersangkutan diharapkan termotivasi untuk meningkatkan volume kegiatan belajarnya agar materi pelajaran lain yang lebih kompleks dapat pula dikuasai. Selanjutnya, informasi dan data kemajuan akademik yang diperoleh guru dari kegiatan evaluasi (khususnya evaluasi formal) seyogianya dijadikan feed back (umpan balik) untuk melakukan penindaklanjutan proses belajar mengajar. Hasil kegiatan evaluasi juga seyogianya dijadikan pangkal tolak dan bahan pertimbangan dalam memperbaiki atau meningkatkan penyelenggaraan proses belajar mengajar pada masa yang akan datang. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar tidak akan statis, tetapi terus meningkat hingga mencapai puncak kinerja akademik yang sangat didambakan itu. Sementara itu menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 43-48), fungsi guru meliputi sebagai insiator, korektor, inspirator, informator, mediator, demonstrator, motivator, pembimbing, fasilitator, organisator, evaluator, pengelola kelas, dan supervisor.
a. Insiator
, yaitu guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar mengajar dan ide-ide tersebut merupakan ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya.
b. Korektor, yaitu guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk.
c. Inspirator, yaitu guru harus bisa memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik.
d. Informator, yaitu guru sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
e. Mediator, yaitu guru dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
f. Demonstrator, yaitu dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat dipahami oleh anak didik. Apalagi anak didik yang mempunyai intelegensi yang sedang atau rendah. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami tersebut, maka guru harus berupaya membantunya dengan cara memperagakan apa yang diajarkan.
g. Motivator, yaitu peranan guru sebagai pemberi dorongan kepada siswa dalam meningkatkan kualitas belajarnya.
h. Pembimbing, yaitu jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dicita-citakan.
i. Fasilitator, yaitu guru memberikan fasilitas (kemudahan) dalam proses belajar mengajar, sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung secara komunikatif, aktif, dan efektif.
j. Organisator, yaitu guru mempunyai kemampuan mengorganisasi komponen-jomponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. Semua diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa.
k. Evaluator, yaitu ada kecenderungan bahwa peranan evaluator guru mempunyai otoritas untuk menilai prestai belajar siswa, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik, tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
l. Pengelola kelas, yaitu guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah termpat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru.
m. Supervisor, yaitu guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses belajar mengajar. Untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya karena posisi atau kedudukan yang ditempatinya, akan tetapi juga karena pengalamannya, pendidikannya, kecakapannya, atau keterampilan-keterampilan yang dimilikinya.
Lain lagi dengan yang diuraikan oleh Oemar Hamalik (1980: 115-120). Ia mengutip pendapat Adams dan Dickey, bahwa fungsi guru sesungguhnya sangat luas, yakni meliputi: 1) guru sebagai pengajar (teacher as instructor), 2) guru sebagai pembimbing (teacher as counselor), 3) guru sebagai pemimpin (teacher as leader), 4) guru sebagai ilmuwan (teacher as scientist, dan 5) guru sebagai pribadi (teacher as person), 6) guru sebagai penghubung (teacher as communicator), 7) guru sebagai pembaharu (teacher as modernisator), 8) guru sebagai pembangun (teacher as constructor).
a. Guru sebagai Pengajar, guru bertugas memberikan pengajaran di sekolah (kelas). Ia menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikannya itu. Selain itu ia juga berusaha agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi, dan sebagainya melalui pengajaran yang disajikannya. Untuk mencapai tujuan-tujuan itu maka guru perlu memahami sedalam-dalamnya pengetahuan yang akan menjadi tanggung jawabnya dan menguasai dengan baik metode dan teknik mengajar.
b. Guru sebagai Pembimbing, guru berkewajiban memberikan bantuan kepada siswa agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenali diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
c. Guru sebagai Pemimpin, guru sebagai pemimpin artinya ia harus mampu memberikan pengaruh kepada setiap siswanya sehingga siswa-siswanya dapat melakukan kegiatan belajar. Guru harus mempunyai kemampuan memberikan rangsangan yang menyenangkan dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar siswa. Tentu saja fungsi sebagai pemimpin menuntut kualifikasi tertentu, antara lain: kesanggupan menyelenggarakan kepemimpinan, seperti merencanakan, melaksanakan, mengorganisasikan, mengkordinasikan seluruh kegiatan siswa, mengontrol dan menilai sampai sejauh mana rencana telah dilaksanakan. Selain itu guru harus punya jiwa kepemimpinan yang baik, seperti: hubungan sosial, kemampuan berkomunikasi, ketabahan, kesabaran, humor, tegas, bijaksana, dan lain-lain, sifat yang dibutuhkan dalam kepemimpinan yang baik.
d. Guru sebagai Ilmuwan, guru dipandang sebagai orang yang paling berpengetahuan. Dia bukan saja berkewajiban menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswanya, tetapi juga berkewajiban mengembangkan pengetahuan itu dan terus menerus memupuk pengetahuan yang telah dimilikinya. Guru harus selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Guru sebagai Pribadi, guru sebagai pribadi bermakna bahwa setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi oleh siswa, orangtua, dan masyarakat, agar ia dapat melakasanakan pembelajaran secara efektif. Maka guru perlu sekali memiliki sifat-sifat pribadi yang baik, seperti: ramah, sopan, santun, bijak, dan sebagainya.
f. Guru sebagai Penghubung, sekolah berdiri di antara dua lapangan, yaitu di satu pihak mengemban tugas menyampaikan dan mewariskan ilmu, teknologi dan kebudayaan yang terus menerus berkembang dengan pesat, dan di lain pihak ia juga menampung aspirasi, masalah, kebutuhan, minat dan tuntutan masyarakat. Di antara kedua lapangan inilah sekolah memegang peranannya sebagai penghubung, dimana guru berfungsi sebagai pelaksananya.
g. Guru sebagai Pembaharu, pembaharuan di dalam masyarakat terjadi berkat masuknya pengaruh-pengaruh dari ilmu dan teknologi modern, yang datang dari negara-negara yang sudah berkembang. Masuknya pengaruh-pengaruh itu ada yang secara langsung ke dalam masyakarat dan ada yang melalui lemabaga pendidikan (sekolah). Guru memegang fungsi dan peranan sebagai pembaharu, oleh karena melalui kegiatan, guru menyampaikan ilmu dan teknologi, contoh-contoh yang baik, dan lain-lain, maka akan menanamkan jiwa pembaharuan di kalangan murid. Guru harus senantiasa mengikuti usaha-usaha pembaharuan di segala bidang dan menyampaikan kepada masyarakat dalam batas-batas kemampuan dan aspirasi masyarakat itu. Hubungan dua arah harus diciptakan oleh guru sedemikian rupa sehingga usaha pembaharuan yang disodorkan kepada masyarakat dapat diterima secara tepat dan dilaksanakan oleh masyarakat secara baik.
h. Guru sebagai Pembangun, sekolah turut serta memperbaiki masyarakat dengan jalan turut memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan dengan turut melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh masyarakat itu. Guru, baik sebagai pribadi maupun sebagai seorang professional dapat menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk membantu berhasilnya rencana pembangunan masyarakat, seperti kegiatan keluarga berencana, kooperasi, pembangunan jalan-jalan, jembatan, dan sebagainya.
3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Selain mengajar, guru juga mempunyai tugas-tugas lain sebagai berikut:
a.Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan berbagai cara seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket, dan sebagainya.
b.Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik dan menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.
c.Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai bidang keahlian, keterampilan, agar anak didik memilihnya dengan tepat.
d.Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik.
e. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui kesulitan dalam mengembangkan potensinya (Ag. Soejono, 1982: 62).
Sementara itu, menurut Oemar Hamalik (1980: 123-133), tugas dan tanggung jawab guru meliputi 11 macam, yaitu:
1. Guru harus menuntun murid-murid belajar.
2.Turut serta membina kurikulum sekolah.
3. Melakukan pembinaan terhadap diri anak (kepribadian, watak, dan jasmaniah).
4. Memberikan bimbingan kepada murid.
5.Melakukan diagnosa atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar.
6. Menyelenggarakan penelitian.
7. Mengenal masyarakat dan ikut aktif di dalamnya.
8. Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila.
9. Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia.
10. Turut mensukseskan pembangunan.
11.Tanggung jawab meningkatkan professional guru.

Dalam tinjauan Uzer Usman (1992: 4), apabila dikelompokkan, tugas guru itu terdiri dari tiga jenis, yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas dalam bidang kemasyarakatan, dan tugas kemanusiaan.
a. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup; mengajar, berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; serta melatih, berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
b. Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan tidaklah terbatas, guru pada hakikatnya merupakan komponen yang strategis yang memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor penting yang tidak mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih-lebih pada era kontemporer ini. gurupaismaalmuttaqin.blogspot.com
c. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orangtua kedua. Ia harus menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya.
Lebih lanjut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 39), yang mengutip pendapat Roestiyah, menyebutkan beberapa tugas guru sebagai berikut:
a. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.
b. Membentuk kecakapan kepribadian anak yang harmonis, sesuai dengan cita-cita dan dasar negara kita Pancasila.
c. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik.
d. Sebagai perantara dalam belajar.
e. Sebagai pembimbing.
f. Sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
g. Sebagai penegak disiplin.
h. Sebagai administrator dan manager.
i. Pekerjaan sebagai suatu profesi.
j. Sebagai perencana kurikulum.
k. Sebagai pemimpin.
l. Sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.

4. Sifat-Sifat Guru
Ada beberapa pendapat para ahli tentang sifat-sifat yang harus dimiliki oleh para guru, antara lain:
a.Menurut Ngalim Purwanto (1998: 140-148), syarat-syarat guru adalah: berijazah, sehat jasmani dan rohani, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkelakuan baik, bertanggung jawab, berjiwa nasional, adil, percaya dan suka kepada murid-muridnya, sabar dan rela berkorban, memiliki kewibawaan terhadap anak-anak, penggembira, bersikap baik terhadap guru-guru lainnya, bersikap baik terhadap masyarakat, benar-benar menguasai mata pelajarannya, suka kepada mata pelajaran yang diberikannya, dan berpengetahuan luas.
b.Menurut Abdurrahman An-Nahlawi (1989: 239-246), sifat-sifat guru Muslim adalah: hendaknya tujuan, tingkah laku, dan pola pikir guru bersifat rabbani, ikhlas, bersabar, jujur, membekali diri dengan ilmu, mampu menggunakan metode mengajar, mampu mengelola siswa, mempelajari kehidupan psikis para siswa, tanggap terhadap berbagai persoalan,, dan bersikap adil.
c.Dalam pandangan Athiyah Al-Abrasyi (1988: 20-25), sifat-sifat guru yang Islami itu antara lain: zuhud, bersih tubuhnya, bersih jiwanya, tidak ria, tidak pendendam, tidak menyenangi permusuhan, tidak malu mengakui ketidaktahuan, tegas dalam perkataan dan perbuatan, bijaksana, ikhlas, rendah hati, lemah lembut, pemaaf, sabar, berkepribadian, tidak merasa rendah diri, bersifat kebapaan, mengetahui karakter murid.
d.Menurut Mahmud Yunus seperti yang dikutip Ahmad Tafsir (1992: 82), sifat-sifat guru antara lain: kasih saying kepada murid, bijak dalam memilih bahan pelajaran, senang melarang murid melakukan hal yang tidak baik, senang memberikan peringatan, senang memberikan nasehat, hormat kepada pelajaran lain yang bukan pegangannya, bijak dalam memilih bahan pelajaran yang sesuai dengan taraf kecerdasan anak didik, mementingkan berpikir dan berijtihad, jujur dalam keilmuan, dan adil.
Berdasarkan sifat-sifat yang telah diungkapkan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat guru itu pada dasarnya berkaitan dengan sifat kognitifnya, afektif, dan psikomotornya.

Siapkan Sekolah Menerima Internet!

Siapkan Sekolah Menerima Internet!

Tema diskusi menarik di seminar yang diadakan oleh Forum Teknologi Informasi untuk Pendidikan (FORTIP) di Hotel Atlet Century, Senayan tanggal 27 Desember 2007. Materi yang saya bawakan berjudul “Memikirkan Kembali Internet untuk Sekolah”. Diskusi saya buka dengan cerita perkembangan teknologi informasi dan pemanfaatan Internet di berbagai bidang. Bahwa di dunia Internet juga ada dunia gelap dan cybercrime yaitu pornografi, cracking activities, carding dan software piracy.

Menariknya, Indonesia dengan penetrasi Internet yang relatif rendah (8%), tapi namanya terang benderang dalam cybercrime Ini sebenarnya karena anak muda kita punya potensi yang bagus, tapi kurang adanya ajang untuk berkompetisi secara legal. Pornografi bisa dicegah dengan tiga cara, hukum, teknologi dan socio-culture. Hukum dan teknologi relatif kurang efektif dan boleh dikatakan pendekatan socio-culture, yaitu dengan membuat sang anak sibuk di Internet dengan berbagai penugasan dan kegiatan kreatif adalah solusi terbaik.

Bagaimanapun juga, Internet masuk sekolah adalah program yang harus didukung oleh seluruh komponen bangsa. Karena internet memiliki manfaat yang besar pembentukan SDM generasi muda kita, yaitu:

  1. Membuka Mata ke Dunia Luas

  2. Membentuk Generasi Kreatif, Produktif dan Mandiri

  3. Sumber Ilmu Pengetahuan Tanpa Batas

  4. Membantu Mempermudah Kegiatan Belajar Mengajar

Adanya kesalahan pandang bahwa Internet masuk sekolah hanya membawa pengertian di bawah, harus diluruskan.

  1. Internet masuk sekolah = koneksi Internet masuk sekolah

  2. Internet = alat browsing, email dan chatting

  3. Internet = alat lihat gambar dan video porno

  4. Internet = tempat siswa mencari berbagai informasi secara bebas tanpa kontrol

  5. Internet = menggantikan peran guru secara keseluruhan

  6. Internet masuk sekolah = synchrounous learning

Internet masuk sekolah seharusnya membawa pengertian seperti dibawah:

  1. Komputer dan koneksi internet bisa dinikmati seluruh siswa dan guru

  2. Konten pendidikan berbasis Internet bisa dinikmati seluruh siswa dan guru

  3. Proses kegiatan sekolah bisa didukung dan diotomasi oleh Internet (sistem informasi)

  4. Guru siap dengan konten pendidikan dan penugasan ke siswa sehingga siswa tidak terjebak ke konten negatif

  5. Siswa dan guru harus sadar Internet bisa mencetak generasi kreatif , produktif, dan mandiri, tapi juga bisa mencetak generasi busuk tak bermoral

Kekurangan SDM dan infratruktur? Bisa kita mulai dari kreatifitas dengan peralatan dan skill sederhana. Model pendidikan kreatifitas ala Jepang lewat kompetisi di acara TV “Masquerade” dan Singapore dengan eksebisi dan kompetisi pembuatan media pembelajaran oleh siswa SD menjadi contoh yang baik pendidikan ke generasi muda. Sedangkan kita sendiri masih lebih menyukai kompetisi yang mengandalkan tampang dan menghamburkan uang lewat sms polling.

Materi lengkap dalam 36 halaman slide presentasi bisa didownload melalui link di bawah.

DOWNLOAD ARTIKEL LENGKAP (PDF):

  1. romi-internetuntuksekolah-ikc-27desember2007.zip

DOWNLOAD SOFTWARE PENDUKUNG:

  1. Acrobat PDF Reader

  2. Firefox with Google Toolbar

  3. Voice Recognition Find Solutions for your Business. Free Reports, Info & Registration!

ARTIKEL LAIN YANG BERHUBUNGAN:

  1. Membuat Proposal Website Sekolah

  2. Pembangunan Jaringan VoIP Perjuangan

  3. Memonitor Koneksi Server dengan SMS Gateway

  4. Tips Menghadapi Hoax dan Spam

  5. Perlukah Sekolah Ilmu Komputer?

  6. Bypass Firewall SQUID/2.4 STABLE 3.0

  7. Perpustakaan yang Dilupakan Para Techie TI

  8. Jerry Yang

  9. Linux Terminal Server Project

  10. Animasi Flash dengan SwishMax

cara menghemat kuota koneksi internet

Salah satu cara menghemat kuota koneksi internet dan mempercepat browsing internet

Bila Anda berlangganan koneksi internet, biasanya Anda akan diberikan kuota limit pemakaian koneksi internet perbulan atau Anda bisa memilih paket koneksi internet yang ”unlimited”. Bila Anda memilih paket koneksi internet dimana pemakaian perbulan memiliki limit kuota tertentu, dimana bila pemakaian Anda melebihi kuota tersebut, Anda akan dikenakan biaya tambahan kelebihan pemakaian perbyte yang Anda gunakan.

Salah satu cara untuk memecahkan persoalan tersebut yaitu dengan melakukan setting pada browser Anda baik menggunakan Internet Explorer, Opera, Mozilla Firefox maupun browser lainnya dengan men-set untuk tidak menampilkan gambar dari setiap halaman yang Anda buka. Hal tersebut memang agak mengganggu, karena gambar pada halaman website yang Anda buka tidak ditampilkan, tetapi bila memang keperluan Anda untuk mendapatkan informasi saja, tanpa perlu melihat gambar, Anda bisa melakukan setting pada browser Anda untuk tidak menampilkan gambar setiap Anda mengakses halaman sebuah website. Dengan tidak ditampilkannya gambar, maka akan menghemat kuota koneksi internet dan browsing internet juga bisa lebih cepat.

Author: David Odang - http://www.bisnisinternetonline.com

DOWNLOAD ARTIKEL LENGKAP (PDF):

  1. Salah satu cara menghemat kuota koneksi internet dan mempercepat browsing internet

DOWNLOAD SOFTWARE PENDUKUNG:

  1. Acrobat PDF Reader

  2. Firefox with Google Toolbar

  3. Voice Recognition Find Solutions for your Business. Free Reports, Info & Registration!

ARTIKEL LAIN YANG BERHUBUNGAN:

  1. Sharing Koneksi Internet di Windows XP

  2. Internet Murah via GPRS

  3. Teknik Sharing Koneksi Internet di RedHat 9

  4. Memonitor Koneksi Server dengan SMS Gateway

  5. Arsitektur Internet Banking

  6. Setting Dial-Up Internet di Linux Mandriva One 2007

  7. Network Address Translation (NAT)

  8. Tentang Netiket

  9. Membangun Internet Service Provider

  10. Membangun Sendiri Radio Internet

kurikulum aswaja

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR

PENDIDIKAN ASWAJA DAN KE-NU-AN

TINGKAT SMP / MTs

A.Latar Belakang

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an merupakan salah satu komponen yang dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai ahlusunnah wal jama’ah, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai hamba Allah SWT.


Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa visi Aswaja adalah untuk mewujudkan manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, etis, jujur dan adil (tawassuth dan i’tidal), berdisiplin, berkesimbangan (tawazun), bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya ahlussunnah waljama’ah (amar ma’ruf nahi munkar). Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:


  1. Menitik beratkan pencapaian kompetensi secata utuh selain penguasaaan materi;

  2. Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia;

  3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan ketersedian sumber daya pendidikan.


Pendidikan Aswaja dan Ke-Nu-an diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban dan martabat ahlussunnah wal jama’ah. Kader Nahdlatul Ulama diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.

Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an.


B. Tujuan

Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an bertujuan untuk:

  1. Menumbuhkembangkan aqidah ahlussunnah waljama’ah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Aswaja sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT berdasarkan faham Ahlussnnah waljama’ah.

  2. Mewujudkan umat Islam yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu umat yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, etis, jujur dan adil (tawassuth dan i’tidal), berdisiplin, berkesimbangan (tawazun), bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya ahlussunnah waljama’ah (amar ma’ruf nahi munkar) dalam komunitas madrasah dan masyarakat.


C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

  1. Tauhid

  2. Aqidah-Akhlaq

  3. Fiqih (Ibadah)

  4. Sejarah dan Keorganisasian (Ke-NU-an)

Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya, serta dilengkapi dengan sistem ke-organisasian Nahdlatul Ulama.

D. Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar


Kelas VII Semester 1


Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

  1. Menceritakan Islam masuk ke Indonesia


    1. Menceritakan Islam masuk diberbagai wilayah di Indonesia

    2. Menceritakan para muballigh yang membawa Islam

    3. Menjelaskan cara dan sarana yang digunakan oleh para muballigh dalam menyebarkan Islam di Indonesia.

2. Memahami Pondok Pesantren sebagai Pusat Penyebaran Islam di Indonesia

2.1.Menjelaskan pengertian pondok pesantren Ahlussunnah wal jama’ah

2.2.Menjelaskan tradisi pondok pesantren

2.3.Menjelaskan ciri khas pendidikan pondok pesantren ala Ahlussunnah wal jama’ah

2.4.Menjelaskan peran pondok pesantren dalam penyebaran Islam

3. Memahami Faham Ahlussunnah wal Jama’ah

3.1.Menjelaskan pengertian Ahlussuunah wal Jama’ah

3.2.Menceritakan munculnya istilah Ahlussunnah wal Jama’ah

3.3.Menjelaskan latar belakang lahirnya Ahlussunnah wal Jama’ah

3.4.Mengenal tokoh-tokoh Ulama Ahlussunnah wal Jama’ah

4. Menerapkan mekanisme penetapan keputusan hukum faham Ahlussunnah wal Jama’ah

4.1.Menjelaskan sumber hukum Islam faham Ahlussunnah wal Jama’ah

4.2.Menjelaskan jalan yang ditempuh dalam mencari sandaran hukum


Kelas VII Semester 2


Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

5. Memahami Sunnah dan Bid’ah

5.1.Menjelaskan pengertian Sunnah

5.2.Menjelaskan pengertian Bid’ah

6. Membiasakan membaca bacaan-bacaan dalam shalat


6.1.Melafalkan pujian dan doa kepada Allah sebelum shalat

6.2.Melafalkan niat dalam shalat

6.3.Melafalkan doa ifttah

6.4.Melafalkan doa qunut

6.5.Melafalkan bacaan wirid sesudah shalat

7. Menerapkan Mabadi’ Khaira Ummah


7.1.Menjelaskan pengertian Mabadi’ Khaira Ummah

7.2.Menjelaskan tujuan dan isi Mabadi’ Khaira Ummah

7.3.Menjelaskan kedudukan Mabadi’ Khaira Ummah bagi warga NU

8. Membiasakan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW


8.1.Melafalkan kata syaiyidina dalam membaca shalawat

8.2.Menyebutkan keutamaan dan pahala membaca shalawat

8.3.Menjelaskan macam-macam shalawat

8.4.Menyebutkan tata cara dalam membaca shalawat

Kelas VIII Semester 1


Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1. Menceritakan kisah lahirnya Nahdlatul Ulama


1.1.Menjelaskan latar belakang lahirnya Nahdlatul Ulama

1.2.Menceritakan proses kelahiran Nahdlatul Ulama

1.3.Mengenal tokoh-tokoh yang membidani lahirnya Nahdlatul Ulama

  1. Memahami bentuk dan sistem keorganisasian Nahdlatul Ulama


2.1.Menjelaskan nama, tujuan dan lambang Nahdlatul Ulama

2.2.Menjelaskan kepengurusan Nahdlatul Ulama

2.3.Menjelaskan perangkat organisasi Nahdlatul Ulama

3. Memahami prinsip dan sistem permusyawaratan dalam organisasi Nahdlatul Ulama

3.1.Menjelaskan prinsip dasar organisasi Nahdaltul Ulama

3.2.Menjelaskan sistem permusyawaratan dalam Nahdlatul Ulama

4. Meningkatkan keimanan berdasarkan aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah

4.1.Menjelaskan Iman Kepada Allah

4.2.Menjelaskan Iman Kepada Malaikat Allah

4.3.Menerapkan Iman Kepada Kitab-Kitab Allah

4.4.Menjelaskan Iman Kepada Rasul-Rasul Allah

4.5.Menjelaskan Iman Kepada Hari Akhir

4.6. Menerapkan Iman Kepada Qadla’ dan Qadar Allah

5. Memahami Firqah dalam Islam

5.1.Menjelaskan latar belakang timbulnya firqah dalam Islam

5.2.Menjelaskan sebab-sebab timbulnya firqah dalam Islam

5.3.Menjelaskan firqah dan tokohnya yang berpengaruh dalam Islam


Kelas VIII Semester 2


Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

6. Memahami mekanisme penetapan hukum faham Ahlussunnah wal jama’ah dalam forum Bahtsul Masail

6.1.Menjelaskan pengertian Bahtsul Masail

6.2.Menjelaskan mekanisme Bahtsul Masail

7. Menerapkan Ibadah Shalat Jum’at, Tarawih, dan Shalat Id

7.1.Menjelaskan tata cara melaksanakan Shalat Jum’at

7.2.Menjelaskan tata cara melaksanakan Shalat Tarawih dan Witir

7.3.Menjelaskan tata cara melaksanakan Shalat Dua Hari Raya

8. Menerapkan beberapa amaliyah khusus Ahlussunnah wal Jama’ah

8.1.Menerapkan ajaran memuliakan rosul, sahabat, auliya dan ulama

8.2.Membiasakan berdoa dengan washilah

8.3.Memahami barokah, syarafaat, dan karomah

8.4.Membiasakan ziarah kubur

9. Menerapkan kepribadian Nahdliyah

9.1.Menerapkan tradisi keagamaan

9.2.Meneladani perilaku Ulama

9.3.Menerapkan Ukhuwah Nahdliyah


Kelas IX Semester 1


Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

  1. Memahami perjuangan Nahdaltul Ulama bagi bangsa Indonesia


1.1.Menceritakan perjuangan Nahdlatul Ulama dalam masa penjajahan Belanda

1.2.Menceritakan perjuangan Nahdlatul Ulama dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan

1.3.Menceritakan perjuangan Nahdlatul Ulama dalam mengisi kemerdekaan

2. Memahami kepemimpinan ulama

2.1.Menjelaskan pengertian Ulama

2.2.Menjelaskan kedudukan dan peranan ulama

3. Memahami madzhab dan sistem bermadzhab

3.1.Menjelaskan pengertian madzhab

3.2.Menjelaskan Imam Madzhab yang diikuti oleh Ahlussunnah wal Jama’ah

3.3.Menjelaskan sistem bermadzhab

3.4.Menjelaskan Ahlussunnah antara madzhab dan manhaj



Kelas IX Semester 2


Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

4. Menerapkan kaidah fiqhiyah sebagai pembentuk perilaku warga NU

4.1.Memahami al-‘adatu Muhakkamah

4.2.Memahami al-Muhafadhatu ‘ala al-Qadim ash-Shalih wa al-akhdzu bi al-Jadidi al-Ashlah

4.3.Memahami al-Hukmu Yadurru ma’a illatihi Wujudan wa Adaman

4.4.Memahami Idza Ta’aradla Mafsadatani ru’iya a’dhamuhuma dlararan birtikabi Akhoffihima

4.5.Memahami Dar’ul Mafasidi Muqoddamun ‘ala jalbil Mashalih

5. Memahami Khittah Nahdlatul Ulama

5.1.Menjelaskan latar belakang lahirnya Khittah

5.2.Menjelaskan isi dan kandungan Khittah Nahdlatul Ulama

5.3.Memahami Khittah NU dalam pembentukan perilaku warga NU

6. Menerapkan Ukhuwah Nahdliyah

6.1.Menjelaskan pengertian Ukhuwah

6.2.Memahami sikap yang mempengaruhi Ukhuwah Nahdliyah

6.3.Menjelaskan macam-macam persaudaraan


E. Arah Pengembangan

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.


Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an dikembangkan lebih lanjut oleh Lembaga Pendidikan Maarif NU Cabang Lamongan.

diterbitkan oleh LP. MAARIF NU cabang Lamongan

Senin, 07 Januari 2008

Islam Politik mengikis kekuatan aswaja

ASWAJA. "Asal Wajar-wajar Saja". Begitu kira-kira yang berkembang di
kalangan sahabat-sahabat muda NU sekarang. Tentu saja, ungkapan itu tidak
asal *nyeplos *dari gurauan sehari-hari kita. Meski sekilas lucu dan
sarkastik, tapi ungkapan itu begitu berkesan. Karena setelah dipikir-pikir,
ditimang-timang, "kok ada benernya juga ya, ungkapan itu?" kata seorang
sahabat suatu saat.
 
Praktik asal wajar-wajar saja, ternyata tidak semudah dengan istilah "wajar"
itu sendiri. Sebagaimana saat kita berakting dalam pementasan atau di depan
kamera, berlagak wajar yang disengaja lebih sulit dari berlagak tidak wajar.
Ya, jika kita berakting, kita dituntut benar-benar membayangkan sosok kita
sebagai orang yang kita lakonkan, baik secara pikiran, jiwa maupun raga,
agar kita benar-benar mempresentasikan sosok yang kita bayangkan tersebut.
Dan hasil dari imajinasi tersebut kita akan tampak wajar sebagai karakter
yang kita aktingkan. Berbeda sekali dengan orang yang berakting, tapi meniru
gerak-gerak fisiknya saja. Matanya akan tampak kosong. Gesturnya tak
berenergi. Sangat hambar. Tentu saja, tidak semua orang bisa merasakan itu.
kecuali dia mengerti tentang dunia akting (seperti saya). Begitulah jika
saya teringat dengan teater.
 
Lalu apakah kewajaran dalam bermadzhab juga seperti itu? Sekiranya
ber-Aswaja dipahami secara ideologis oleh penganutnya, ia akan tampak wajar.
Apa yang dijalankan oleh pengikutnya tampak wajar saja, tapi ada metaenergi
yang, hanya, dapat dilihat oleh orang-orang yang mengerti tentang kehidupan
bermadzhab, tentunya. Bagi kaum awam, seperti saya, tentu tidak terlalu
paham tentang ini. Karena orang awam, seperti saya, pemahaman tentang Aswaja
telah terdistorsi oleh berbagai pemikiran yang berkembang saat ini.
Sedangkan corak-corak pemikiran yang berkembang saat ini tampaknya madzhab
yang tidak jelas ujung pangkalnya. Ada semacam keterputusan sinyal yang
menghubungkan pada jaringan-jaringan yang sangat rumit. Suatu saat kita
mendapati sinyal kuat madzhab Mu'tazilah atau apapun namanya, pada saat yang
lain ia redup dan diterjang madzhab yang lainnya. Saya pribadi merasakan ada
jaringan multimadzhab yang berkelindan di alam lingkungan kita sekarang.
Sampai saya pun merasa lupa dengan ajaran-ajaran parsial Aswaja di masa lalu
saya.
 
Saat ini, di mana masa kita bergulat dengan berbagai pemikiran, kita
menemukan Aswaja yang begitu kaya. Ajaran yang, bisa dikatakan, holistik
dalam kehidupan. Tapi kita juga merasakan ada penonjolan-penonjolan pada isu
tertentu, semisal fiqh, tapi ada yang sekilas lewat, semisal tasawuf.
Padahal masing-masing isu, mempunyai pemikiran tersendiri yang kaya. Dalam
bidang Fiqh, kita menemukan berbagai pemikiran dan tema. Ada Fiqh Muamalah,
Fiqh Siyasi, Fiqh Nisa' dan sebagainya. Belum lagi bidang Tasawuf, atau
Teologi dan sebagainya. Lalu kita kembali kepada Aswaja yang pembatasannya
begitu luas lagi. Saya pun harus memilih satu diantara mereka yang paling
nyaman di pikiran secara meyakinkan, tentunya. Namun, pikiran kita ternyata
tidak sendirian. Ada pikiran-pikiran lain yang bisa saja menghambat
keyakinan yang nyaman itu. Menghadapi yang demikian, Madzhab Asal
Wajar-Wajar Saja saya kira yang paling relevan.
 
Pada saat ada tarikan ke kanan, kita sedikit bergeser ke kanan. Pada waktu
ada yang menarik ke kiri, kita pun lengser ke kiri sedikit. Tapi posisi
masih tetap di Tengah. Antara kiri dan kanan. Antara Fundamentalis dan
Liberalis. "Ya sudahlah," kata teman saya. "Takperlu terlalu risau urusan
itu. Tuhan pun Maha Tahu kalau kamu tidak tahu. Wajar-wajar saja," begitulah
pesan teman kepada saya.

Pemanasan global rek(teko cak tain kanggo konco-conco)

Pemanasan global (?!?), mungkin sebagian besar dari kita sudah tahu mengenai pemanasan global dari informasi yang kita dapat melalui mass media akan tetapi biasanya memang dibahas dalam skala kebijakan yang sangat besar. Nah bisakah kita sebagai orang yang biasa ini berkontribusi positif terhadap pengurangan dampak pemanasan global? Pastinya sih bisa.

Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Planet Bumi telah menghangat (dan juga mendingin) berkali-kali selama 4,65 milyar tahun sejarahnya. Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap disebabkan aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi (sumber dari Wikipedia). Jadi sih intinya Bumi kita tuh memanas karena sinar matahari yang sudah masuk ke bumi kita tidak bisa keluar lagi karena gas-gas rumah kaca tadi membentuk lapisan di atmosfer yang memantulkan sinar matahari tadi (kalau mau baca lebih lengkap silahkan lihat di Wikipedia).

Skema pemanasan global

(gambar dari situs kementrian lingkungan hidup)

Laporan tersebut menyebut manusia sebagai biang utama pemanasan global. Emisi gas rumah kaca mengalami kenaikan 70 persen antara 1970 hingga 2004. Konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer jauh lebih tinggi dari kandungan alaminya dalam 650 ribu tahun terakhir.

Rata-rata temperatur global telah naik 1,3 derajat Fahrenheit (setara 0,72 derat Celcius) dalam 100 tahun terakhir. Muka air laut mengalami kenaikan rata-rata 0,175 centimeter setiap tahun sejak 1961.

Sekitar 20 hingga 30 persen spesies tumbuh-tumbuhan dan hewan berisiko punah jika temperatur naik 2,7 derajat Fahrenheit (setara 1,5 derajat Celcius). Jika kenaikan temperatur mencapai 3 derajat Celcius, 40 hingga 70 persen spesies mungkin musnah.

Meski negara-negara miskin yang akan merasakan dampak sangat buruk, perubahan iklim juga melanda negara maju. Pada 2020, 75 juta hingga 250 juta penduduk Afrika akan kekurangan sumber air, penduduk kota-kota besar di Asia akan berisiko terlanda banjir dan rob. Di Eropa, kepuanahan spesies akan ekstensif. sementara di Amerika Utara, gelombang panas makin lama dan menyengat sehingga perebutan sumber air akan semakin tinggi.

Kondisi cuaca ektrim akan menjadi peristiwa rutin. Badai tropis akan lebih sering terjadi dan semakin besar intensitasnya. Gelombang panas dan hujan lebat akan melanda area yang lebih luas. Risiko terjadinya kebakaran hutan dan penyebaran penyakit meningkat.

Sementara itu, kekeringan akan menurunkan produktivitas lahan dan kualitas air. Kenaikan muka air laut akan memicu banjir lebih luas, mengasinkan air tawar, dan menggerus kawasan pesisir.

bahwa pemanasan global telah mencairkan es di Antartika lebih cepat dari perkiraan semula. Diduga lebih dari 13.000 kilometer persegi laut es di Semenanjung Antartika telah hilang dalam kurun waktu 50 tahun terakhir ini.

Dalam pengumuman hasil penelitian di Konferensi Perubahan Iklim di Exeter, para ilmuwan dari British Antarctic Survey (Bas) juga mengatakan kenaikan permukaan laut di seluruh dunia akibat lelehan es selama ini masih kurang diperhatikan.

Hal tersebut disoroti Profesor Chris Rapley, direktur Bas, dengan mengatakan bahwa Antartika seolah seperti "raksasa yang dibangunkan", dimana lelehan es-nya memberi dampak besar pada kenaikan permukaan air laut, namun kebangkitannya tidak dirasakan.

Melelehnya Semenanjung Antartika bahkan telah menghilangkan lautan es yang dahulu berfungsi menahan gerakan gletser. Akibatnya, gletser kini mengalir ke lautan enam kali lebih cepat dibanding sebelumnya.

Wilayah lain di sana yang terpengaruh oleh perubahan ini adalah Antartika Barat, dimana air laut yang lebih hangat telah mengikis es dari bawah.

Pada tahun 2001, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperkirakan permukaan laut global rata-rata akan naik antara 11 cm hingga 77 cm pada tahun 2100. Saat itu diramalkan, sumbangan lelehan es Antartika terhadap kenaikan tersebut tidaklah besar.

Namun selama lima tahun terakhir, penelitian menemukan bahwa lelehan es Antartika bertanggung jawab terhadap sedikitnya 15 persen kenaikan permukaan laut di seluruh dunia, atau sekitar 2 mm tiap tahun.

Tidak begitu jelas apakah penyebab lelehan yang cepat ini, meski beberapa ahli menduganya sebagai akibat pemanasan global.

Perlu diketahui, beberapa bagian utama gunung-gunung es Antartika telah pecah pada dekade ini. Beting es Larsen A, yang berukuran 1.600 kilometer persegi, telah pecah tahun 1995. Beting es Wilkins seluas 1.100 kilometer persegi runtuh tahun 1998, dan Larsen B yang luasnya 13.500 kilometer persegi terlepas tahun 2002. (bbc.co.uk/wsn)

Es di Antartika meleleh cepat dan mengakibatkan naiknya permukaan laut

Para peneliti yakin, bila es-es di Greenland itu mencair, maka ketinggian permukaan air laut di seluruh dunia akan naik sekitar tujuh meter.

Disebutkan, lapisan es Greenland --yang merupakan lapisan terbesar kedua di Kutub Selatan itu-- tidak akan bertahan, kecuali kita berhasil mengurangi efek rumah kaca akibat emisi gas karbon dioksida. Adapun gas karbon dioksida yang menutupi atmosfer Bumi telah menyebabkan panas tidak bisa keluar, dan akibatnya suhu pun naik.

Padahal saat ini, suhu rata-rata di Greenland hanya butuh sekitar 3 derajat saja untuk membuat lapisan esnya mencair. Sementara yang akan kita hadapi tahun 2350 mendatang adalah kenaikan 8 derajat!

Nah, apabila lapisan es hilang dari Greenland, maka daratan itu akan menjadi lebih panas karena ia berada di tempat rendah, dan lebih banyak menyerap sinar Matahari, bukan memantulkannya seperti ketika ada es.

"Tidak seperti es di Lautan Kutub Utara yang mencair dan membeku kembali tiap tahun, lapisan es Greenland mungkin tidak bisa kembali lagi walaupun suhu global diturunkan hingga seperti jaman pra industri," kata Dr Gregory.

Sebelum terjadinya era industrialisasi, atmosfer Bumi mengandung 280 ppm (parts per million) karbon dioksida. Kini jumlah itu meningkat hingga 370 ppm. Penelitian menunjukkan kenaikan itu akan terjadi hingga 450, 550, 650, 750 dan 1.000 ppm.

Satu-satunya kesepakatan internasional untuk mengurangi gas rumah kaca adalah Kyoto Protocol, yang menetapkan negara-negara industri agar mengurangi emisi global dalam jangka waktu tahun 2008-2012.

Namun kesepakatan itu menghadapi tantangan besar. Ia masih membutuhkan ratifikasi dari Rusia, dan dalam beberapa hal, beberapa kesepakatannya tidak diindahkan oleh Amerika Serikat, produsen karbon dioksida terbesar dunia. (BBC/wsn)




Lapisan es Greenland terancam hilang karena pemanasan global

Es Kutub Utara Akan Mencair Seluruhnya Dalam 100 Tahun

Oslo, Kamis

Istimewa
Kutub Utara dilihat lewat satelit

Lapisan es di Kutub Utara akan meleleh seluruhnya dalam satu abad mendatang, bila emisi karbon dioksida terus memanaskan atmosfer Bumi dengan laju seperti sekarang ini. Demikian hasil penelitian para ilmuwan Norwegia.

"Sejak tahun 1978, lapisan es itu menyusut antara tiga hingga empat persen tiap dekade. Bila lajunya masih seperti itu, maka saat pergantian abad nanti tidak akan ada lagi lapisan es di Kutub Utara pada musim panas," ujar salah satu peneliti, Ola Johannessen, Rabu (14/8) di Oslo.

"Andai emisi karbon dioksida menjadi makin tinggi, maka pelelehan itu akan terjadi lebih cepat, namun apabila kita bisa menguranginya, maka proses tersebut akan menjadi lebih lambat," lanjut Johannessen yang adalah profesor di Institut Riset Nansen di Bergen, Norwegia.

Penelitian terhadap Kutub Utara menggunakan satelit memperlihatkan bahwa lapisan es di sana telah menyusut sebanyak satu juta kilometer persegi selama 20 tahun terakhir ini. Keadaan itu menyebabkan wilayah Kutub hanya dilapisi es seluas enam juta kilometer persegi di musim panas.

Menurut Johannessen, lelehan lapisan es itu akan menimbulkan aliran air dingin dalam volume besar, yang pada akhhirnya akan mengurangi kehangatan arus permukaan lautan seperti arus teluk (Gulf Stream).

Padahal Gulf Stream mempengaruhi iklim di Eropa, artinya perubahan terhadapnya akan megakibatkan pula perubahan serius terhadap iklim dan ekosistem di wilayah tersebut.

Meski demikian Johannessen menegaskan bahwa lelehan lapisan es itu tidak akan mengakibatkan kenaikan permukaan air laut. "Karena lapisan es sudah berada di air, mereka tidak akan menambah massanya. Hanya hujan, pembuangan dari sungai, dan lelehan glasier yang bisa menaikkan permukaan air laut."

Ditambahkannya, hilangnya es di Kutub akan memperluas lautan sekaligus meniadakan halangan pelayaran di wilayah utara. Perjalanan dari Eropa ke Jepang melewati lautan Rusia akan lebih cepat 10 hari karena kapal tidak perlu mengitari lapisan es.

Ironisnya, meluasnya lautan juga akan membantu dunia menyerap karbon dioksida. "Dari tujuh gigaton CO2 yang dilepaskan saat ini, lautan mampu menyerap hingga 2,5 ton," tandas Johannessen. "Makin luas lautan, makin banyak pula CO2 yang bisa diserap." (AFP/wsn)

Semakin banyak es mencair

Gunung Es

Semakin banyak es di Kutub Utara dan Selatan yang mencair

Walau terpencil dan tidak bersahabat, wilayah kutub sejak lama menarik perhatian para ilmuwan.

Jauh dibawah permukaannya yang beku, kutub menyimpan rahasia kuno bumi, ketika es menutupi sebagian besar permukaan bumi.

Tetapi bersamaan dengan besarnya keinginan para ilmuwan untuk mempelajari daerah ini, makin meningkat pula kekuatiran bahwa es di kedua kutub bumi mencair dengan tingkat yang sangat cepat.

Ini jelas terlihat di laut Artik, lautan yang sangat dingin, yang mengitari Kutub Utara, yang menimpa es abadi.

Seperti diketahui, di Kutub Utara dan Selatan terdapat dua jenis, yaitu es musiman, yang terbentuk saat musim dingin tiba, dan es abadi, yang tebal dan tidak mencair sepanjang tahun.

Namun penelitian selama 10 tahun terakhir menunjukkan penurunan dramatis dalam es abadi.

Dr. Son Nghiem adalah ilmuwan di badan antariksa NASA, yang menggunakan pantauan citra satelit untuk menentukan seberapa banyak es abadi yang cair.

"Yang kami amati adalah penurunan drastis es abadi dan luas penurunan bisa dikatakan sangat luas. Pada tahun 2005 terjadi pengurangan hingga 14 persen atau wilayah seluas Texas maupun Turki," tuturnya.

Pola lama menghilang

Kutub Selatan

Diperkirakan es di kutub mencair dlam waktu 40 tahun

Sementara itu laju mencairnya es musiman di kawasan Artik juga semakin meningkat saja dalam satu dasa warsa terakhir ini.

Biasanya setiap musim gugur, dengan arus dingin yang bergerak, maka daerah yang mencair biasanya beku kembali. Tetapi pola seperti itu ternyata tidak terjadi lagi terjadi.

Es musiman yang hilang di musim panas semakin sedikit yang bisa membeku kembali di musim dingin berikutnya.

Dr. Mark Serreze, seorang ilmuwan khusus yang mengawasi es lautan di Universitas Colorado, mengatakan asumsinya adalah es Artik akan kembali muncul di musim dingin.

"Tetapi yang kita lihat sekarang adalah musim dingin tidak mampu mengembalikan es yang sebelumnya hilang. Kami melihat sendiri kejadian itu pada tahun 2006," tambahnya.

Pada Bulan November, menurut Dr. Mark Serreze, kawasan Artik kehilangan 2 juta km2 persegi esnya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Ini menjelaskan kepada kita bahwa sistem yang selama ini ada ternyata tidak lagi mampu menyembuhkan diri," tuturnya.

Mengancam kehidupan

Salah satu yang sangat menggoda adalah jalur pelayaran laut Utara karena akan langsung membawa kapal dari Eropa ke Jepang

Dr. David Vaughan

Para ilmuwan mengatakan peningkatan suhu yang disebabkan oleh peningkatan C02, karbon dioksida, di atmosfir bumi yang menjadi penyebabnya.

Bagaimanapun ada juga faktor-faktor alam, seperti kencangnya angin yang membawa es Laut Artik ke lautan yang temperaturnya lebih hangat.

Mencairnya lautan es ini merupakan persoalan hidup mati bagi kehidupan binatang laut di Kutub Utara.

Beruang Kutub, misalnya, seperti menyaksikan dengan mata kepala sendiri habitatnya dimusnahkan.

Situasi begitu mengkhawatirkan sehingga pemerintah Amerika Serikat akhirnya mau juga mengakui bahwa pemanasan global yang menjadi penyebab semakin banyaknya es yang mencair di kutub.

Dan ancamannya bukan terhadap ekosistem semata, tetapi juga pada penduduk asli yang hidup di pinggiran Laut Artik.

Apa yang terjadi belakangan merupakan ancaman bagi cara hidup masyarakat yang telah bertahan ribuan tahun.

Edward Itta, Walikota sebuah kota kecil di Alaska Utara, menjelaskan ancaman al bagi kehidupan mereka.

"Musim dingin menjadi lebih pendek, kurang menggigit, dan salju cair lebih awal, sementara lapisan es lebih tipis. Semua ini menyulitkan perburuan ikan paus, yang menjadi cara hidup kami selama seribu tahun lebih."

Edward Itta yang juga merupakan pemburu ikan paus menegaskan bahwa bahwa berburu ikan paus merupakan inti kebudayaan mereka.

Kepentingan ekonomi

Es di kutub

Ada juga yang melihatnya sebagai kesempatan

Salah satu yang dituding mendorong pemanasan global adalah ketergantungan umat manusia terhadap minyak.

Namun di sisi lain banyak yang melihat melelehnya es di kawasan kutub sebagai kesempatan bagus untuk melakukan eksplorasi minyak.

Soalnya, diperkirakan sekitar sisa 25% cadangan minyak dunia diperkirakan ada di dasar Laut Artik.

Dan perusahaan-perusahaan minyak sudah tak sabar untuk melakukan eksplorasi.

Selain itu melelehnya gunng-gunung es juga dianggap membuka jalur perkapalan baru, yang diyakini akan memperbaiki perekonomian kawasan.

Dr. David Vaughan dari Badan Penelitian Antartika Inggris mengakui godaan keuntungan ekonomi terlalu kuat untuk diabaikan.

"Salah satu yang sangat menggoda adalah jalur pelayaran laut Utara karena akan langsung membawa kapal dari Eropa ke Jepang. Kalau itu terjadi maka akan menghemat uang dan waktu," katanya.

Selama ini kapal-kapal dari Eropa yang menuju sebagian kawasan Asia harus memutar lewat Terusan Suez.

"Jadi memang ada keuntungan, tetapi juga konsekuensi negatif jelas tidak kalah besarnya dari pemanasan global ini."

40 tahun lagi?

Memang persoalan Artik pada akhirnya bukan persoalan keilmuan saja, melainkan juga persoalan kepentingan ekonomi dan teritorial dari beberapa negara seperti Kanada, Rusia, Amerika Serikat, dan Norwegia.

Bagaimanapun dari bukti ilmiah, jelas bahwa Kutub Utara dan Seladan berada dibawah ancaman perubahan iklim yang hebat.

Dan kedua daerah ini sangat vital dalam menjaga agar planet tetap dingin karena es di kutub menjadi perisai bumi dalam menangkis 90% sinar matahari yang menimpa bumi, dan mengembalikannya ke angkasa luar.

Tetapi kalau es di kutub mencair maka 90% panas sinar matahari akan diserap lautan dan semakin meningkatkan pemanasan global.

Dengan tidak menghentikan tingkat emisi C02 saat ini, diperkirakan es abadi di kutub akan musnah dalam waktu tidak lama lagi.

Jika mengikuti model yang sudah dirancang para ilmuwan, maka es abadi akan meleleh sepenuhnya dalam waktu 40 tahun.

Apakah manusia harus menunggu 40 tahun lagi sebelum menyadari dampaknya bagi kehidupan di bumi?

Jika laut makin panas

Laut

Laut yang menghangat berdampak negatif bagi ekosistem

Banyak orang membayangkan lautan biru dengan air hangat sebagai sebuah gambaran laut yang ideal.

Dan menurut ilmuwan kelautan, gambaran laut yang hangat itu akan mudah kita jumpai dalam 100 tahun mendatang.

Tetapi itu jelas bukan berarti berita baik untuk lingkungan karena lautan biru itu muncul disebabkan pemanasan global yang membuat laut menjadi terlalu panas bagi ikan, atau terlalu beracun untuk hewan laut.

Lautan yang makin panas itu juga mungkin sudah tidak mampu lagi untuk menyerap Karbon Dioksida, CO2, dari atmosfir bumi.

Selama ini lautan menyerap lebih dari separuh panas yang dipancarkan matahari dan kemudian membaginya ke seluruh permukaan bumi.

Dan menurut Dr. John Shepherd dari Lembaga Oseanografi Inggris di Southampton, lautan juga ikut memperlambat dan mengurangi ancaman perubahan suhu.

"Lautan meringankan dampak perubahan iklim dengan menyerap Karbon Dioksida dan karenanya mengurangi jumlahnya yang ada di atmosfir bumi," kata Dr. John.

Dia menambahkan lautan bisa dianalogikan sebagai bemper terhadap perubahan iklim dunia.

Sabuk laut

Di wilayah utara Atlantik ada Laut Artik, sehingga arus air hangat bisa bergerak hingga jauh sekali ke ujung kutub

Stuart Cunningham

Namun belakangan ini ada kekuatiran kalau laut saat ini semakin tidak mampu mendistribusikan panas ke seluruh penjuru bumi.

Dibawah permukaan air, ada gelombang atau mungkin lebih tepat disebut aliran arus laut, yang oleh para ilmuwan disebut sebagai Sabuk Laut.

Fungsi sabuk laut ini adalah mendorong air laut, yang sudah dipanaskan oleh matahari di wilayah tropik, ke daerah yang lebih dingin di kutub.

Proses sebaliknya juga terjadi, yaitu air dingin di Artik dan Antartika dibawa ke daerah tropik untuk dipanaskan.

Stuart Cunningham, seorang pakar khusus persoalan arus laut dari Inggris, mengatakan bahwa proses itu amat penting untuk Lautan Atlantik.

"Di wilayah utara Atlantik ada Laut Artik, sehingga arus air hangat bisa bergerak hingga jauh sekali ke ujung kutub. Itulah sebabnya iklim Eropa relatif tidak terlalu dingin," tuturnya.

Arus Atlantik Utara lebih dikenal dengan sebutan arus Teluk, dan yang dikuatirkan para ilmuwan adalah pemanasan global akan memperlambat arus itu.

Pernah terjadi

Laut

Kemampuan laut dalam menyerap panas akan berkurang

Yang lebih dikuatirkan lagi adalah jika pemanasan global akan menghilangkan sama sekali arus perpindahan air tersebut.

"Kita semua tahu bahwa bumi sedang memanas dan di belahan bumi Utara pemanasan lebih tinggi dibanding yang lainnya. Kita sudah melihat sendiri pencairan es di Artik dan lapisan es di Pulau Greenland," kata Stuart Cunningham.

Pemanasan itu akan membuat jumlah air tawar di Laut Utara semakin banyak dan karena air tawar lebih ringan dari air laut, maka letaknya berada di permukaan air laut.

"Keberadaan air tawar ini mencegah air hangat yang sampai di daerah kutub terserap panasnya oleh atmosfir agar menjadi dingin untuk turun ke dasar laut. Karenanya proses sabuk arus lautan tidak lagi berfungsi," tutur Stuart Cunningham.

Tidak berfungsinnya sabuk arus laut ini membahayakan kehidupan biota laut karena itu berarti tidak akan ada lagi pergerakan.

Sebenarnya berhentinya sabuk arus lautan ini pernah terjadi selama 1000 tahun, dan membuat Eropa kembali ke jaman es, yaitu di abad ke 14.

Waktu itu kawasan Eropa seperti menjadi sebuah benua es mini, dan penyebabnya adalah gejala alami, antara lain badai angin yang keras.

Terumbu karang terancam

Terumbu karang

Meningkatnya keasaman laut akan mengancam terumbu karang

Selain itu masih ada kekuatiran lainnya, yaitu peningkatan keasaman laut, dan terumbu karang adalah yang paling rentan menghadapi peningkatan ini.

Menurut Dr. Nerilie Abrahams dari Universitas Nasional Australia, terumbu karang seperti sedang mencatat kematiannya sendiri.

"Kami tahu bahwa jumlah Karbon Dioksida yang dipompakan ke atmosfir sebetulnya mengubah keasaman laut, dan membuatnya lebih asam lagi. Bahayanya adalah tentu saja seluruh terumbu karang akan hancur dan larut karena asam tadi."

Persoalan perubahan suhu maupun berbagai perubahan lain yang dialami lautan sebetulnya bukanlah sesuatu yang luar biasa.

Di masa lalu hal ini sudah berulangkali terjadi, namun perbedaannya adalah saat ini perubahan suhu tersebut dipicu oleh campur tangan manusia, jadi bukan karena sebab alami.

Dan jika campur tangan manusia itu tidak bisa dikurangi lagi, maka tidak bisa pula dihentikan lagi.

Para ilmuwan memang belum bisa meramalkan secara pasti tentang apa yang akan terjadi di masa depan, namun indikasi awal menunjukkan pengaruhnya adalah negatif.